little monkey by pu3 er pe el

Senin, 09 Maret 2009

“LITTLE MONKEY”

TAIL 1 : STUBBORN GIRL MEET LITTLE MONKEY

Sekolah itu mirip dengan gunung monyet. Di dalamnya, terdapat status tertentu dan orang-orang yang saling bersaing dalam kelompok-kelompok. Walau ada sedikit perbedaan, di manapun sama saja. Begitu juga di sini…

Begitulah pendapat Patricia Walters tentang sekolah. Cewe broken home ( sebenernya sih ortunya lom cerai. Hoho ). Keluarganya tiba-tiba hancur karena ulah bokapnya sendiri. Bokapnya yang anggota parlemen, teryata selama ini sudah banyak melakukan korupsi. Dan akhirnya bokapnya di tangkap. Cia yang dulunya sekolah di SMA K, sekolah unggulan dan elit yang hanya bisa dimasuki oleh anak-anak pejabat atau orang kaya, kini di pindahkan ke SMA X. Sekolah campuran yang mayoritas siswanya pindahan dari Jepang. Yah, termasuk sekolah unggulan juga, tapi nggak elit dan nggak muanya anak orang kaya.

* * *

“ech, ech, ech… tau nggak? katanya, murid pindahan yang bakal datang hari ini dari SMA K, lho.” Kata anak SMA X.
“heee… itu kan sekolah unggulan.”
“ada anggota parlemen yang tertangkap, kan? Karena suap and korupsi itu, lho! Katanya, dia putrinya lho.”
Yup, entah kenapa gossip begitu cepat tersebar. Kasihan Cia. Di saat para siswa sedang bergosip-ria, kepsek SMA X sedang bicara dengan Cia.
“Patricia Walters, kejadian itu pasti berat bagimu.” Kata kepsek.
“nggak juga.” Cia menjawab dengan dingin.
“Jika ada sesuatu, silahkan bercerita. Padaku atau pada guru-guru di sini.”
“baik. Terima kasih.”

Di luar ruang kepsek… Ada beberapa anak cowo menguping…

“ech, mereka ngomong apa?”
“nggak tau, gw kurang denger nich.”
“jangan dorong-dorong, dong. Pintu ini mudah tergeser tau. Kalau kita jatuh, berabe, kan?”
“halah. Bacot loe.”
“apa loe bilang?! Ngajak perang, yah?!”
“ssstt… Bisa diem nggak, sih?! Ntar ketauan, nih.”
“ech, murid barunya cewe, lho! Cantik lagi!”
“ha?! Mana…mana?!”
“hei! Jangan dorong! Ntar dia juga ke kelas kita, kok! Lagian lubangnya kecil banget, tau! Orang endut kayak loe mana bisa ngeliat!”
“ah, berisik! Gw mau liat!”
“ehc, ech… Pintunya tergeser, nih!”

“GUBRAK!!!”
“WAAA!!!”

“a…apa itu?!” kata wakepsek panic.
Anak-anak yang menguping tadi nyusruk ke dalam ruang kepsek.
“loe ini! Jangan main dorong, dong! Bodoh!” teriak cowo berambut blonde.
“sudah gw bilang kan, pintu ini mudah bergeser! Makanya, jangan terlalu nempel, dong!”
“Sakiiiiit……… buruan bangun, dong! Jangan nindih badan gw seenaknya!” kata cowo berambut coklat and cebol.
“se…sedang apa kalian…?” Tanya wakepsek.
“uwaaaa… ayo, cepat kabur!!” mereka langsung ngacir begitu aja.
“hei, tunggu!” wakepsek berhasil menangkap kerah cowo cebol itu! Nice catch!
“wakh!”
“waa, Scott tertangkap!” kata siswa berkacamata+endut.
“scott! Good luck, ya! Sampai ketemu di alam baka!” kata cowo berambut blonde.
“UWA, TEMAN-TEMAN!!! KALIAN TEGAAA!!!”
“dasar. Memangnya kalian masih SD ?”
“aduh, sakit. Gw kecekik.”
“scott, ayo minta maap ke Patricia.”
“heee… Patricia, anak kelas 1-2 ?
“he? Ya.”
“aku juga. Salam kenal!” scott tersenyum manis ke Cia.

Cia terdiam melihat senyum manis Scott. Cia melihat Scott dari atas sampe bawah. Scott tingginya sama kayak Cia, bermata coklat and berambut coklat. Cia pun berpikir… anak ini…monyet kecil, ya…?

“heh. Siapa yang suruh perkenalkan diri?” Tanya wakepsek
“POK!” wakepsek memukul kepala Scott
“AW! Hei, watch out!”
“apa kamu bilang?”
“eh, ehm, nggak pak. Maksud saya ‘ewatchi!’ saya bersin pak. Hehe.”
“cepat kembali ke kelas! Ehm, Patricia maafkan murid sekolah kami.”
“nggak papa.”

Karena kasus korupsi and suap bokapnya yang menjadi anggota parlemen, orang-orang di sekolah yang tadinya menganak-emaskan dirinya berubah 360 derajat. Seolah ingin menjatuhkannya. Pihak sekolah lama mengusirnya ke sini… Cia pun nggak berharap banyak di tempat ini… karena dia berpikir, mungkin sekolah ini juga akan memperlakukannya kayak hewan yang menjijikan…

“gw Patricia Walters. Panggil gw Cia. Mohon bantuannya.” Cia memperkenalkan diri di kelasnya yang baru.
“Cia, bangkumu di sana.”
“baik, pak.”
Anak-anak langsung ribut.
“uwooo! Beneran ada murid pindahan!”
“Walters katanya…”
“ternyata benar…”
“iya, kan? Gw mah nggak pernah salah. Informan sekolah gitu!”
“loe sih bih pantez di sebut paparazzi!”
“hei, watch your mouth! Or I’ll kick your ass!”

Cia mendengar apa kata anak-anak di situ. Dia cuek aja and langsung menuju ke bangkunya. Saat berjalan, dia melihat Scott.
“Hoi, Cia! Betul sekelas, kan! Hehe…” Scott cengeesan.
“( Apaan anak itu? Bener-bener monyet kecil.)” kata Cia dalam ati.
“heh, Scott. Kok pandang-pandangan dengannya? Beraninya mendahului!” kata anak berambut blonde.
“loe ndiri yang tadi kabur duluan!”
“tapi, loe ini emang suka tebar pesona, ya.”
“Mike juga suka dengan siapa aja, kan?” yup, nama cowo berambut blonde tu Mike.
“yaaah, pada dasarnya gw suka semua cewe, sih.”
“cih, mentang-mentang populer…” kata anak cowo.
“dasar playboy.” Scott memandang sinis ke Mike
“he? Gw juga suka Scotty, lho.” Kata Mike sambil merangkul Scott
“berhenti manggil gw ‘Scotty’! or I’ll kill you!”
“calm down little boy…”

“tulunk muax tenang. Kita akan menentukan pembagian peran untuk drama kelas di festival sekolah nanti.” Kata ketua kelas Yolanda Machin ( luthu ya namanya) .
“terserah dwech!”
“sapa sech yang ngusulin drama?”
“malez banget…”
“mending gurink, deh…”
“munyak! Kalau gitu, Mike Stephens jadi the prince!” Yola menunjuk Mike
“he? Gw?”
“uwa, the prince!” Scott menyindir Mike.
“ja…jangan bercanda…” Mike kayaknya malu-malu dwech.
“yupz! Ini permintaan dari seluruh cewe, lho. Gimana cewe-cewe? Setuju?”
“setuju banget!”
“Mike pasti terlihat gagah.”
“Mike cocok banget jadi pangeran.”
“pasti banyak cewe yang nonton kalau Stephens tampil. Otomatis, tiket kita pasti terjual banyak!” Cewe-cewe pada setuju ne ceritanya.
“yang bener aja!”
“sisanya di tetapkan lewat usulan, ya…”

Sementara mua pada sibuk netapkan pemeran, Cia lagi keliatan bete di bangkunya.
“( haa, kelas ini berisik banget )”
“kalau gitu, gw usulin Cia jadi the princess of snow-nya!” kata Mike seenaknya.
“ ( HA?! Apa-apaan anak itu?! ) “ kayaknya Cia nggak suka.
“usul bagus, kan. Dengan gitu, dia bisa akrab dengan kita. Apalagi, dia cantik.” Mike tersenyum ke Cia.

“BRAK!” Cia menggebrak meja.
“tolong jangan seenaknya mengusulkan nama gw. Gw nggak suka.” Kata Cia dengan tatapan dingin, lalu dia duduk lagi.

“ SI______________________________NG “ anak-anak langsung pada diem.
“apaan tuch?” kata Amy Barret, anak paling stylist di kelas 1-2. temen sebangkunya Cia.
“hm… padahal, tadi tatapan+senyuman gw udah mantep…” Mike berpikir.
“uwa, the prince ditolak! Yaaaa, kasian juga…. Aaaa, wakakakaka…!”
“Huh!” Mike tersungging. Tiba-tiba dia mengangkat tangan Scott.
“Hoi, ketua kelas! Scott pengen meranin kurcaci, nih!”
“oke, Scott Andrews jadi kurcaci 1!” ketua kelas langsung mencatatnya.
“tu…tunggu! Gw nggak bilang gitu, kan!”
“loe nggak boleh nolak! Peran itu cocok buat loe! Soalnya loe cebol! Wakakakaka…” Mike tertawa ngakak.
“( cih, membosankan )” Cia menghela nafas.

Di sekitar lorong sekolah, cewe-cewe kelas 1-2 sedang membicarakan Cia.
“gw paling benci cewe kayak gitu.”
“eh?”
“si Walters.”
“padahal Mike sendiri yang mengusulkannya. Sikap apaan, tuh?”
“menyebalkan.”
“Mike juga, pake menganak_emaskan anak baru segala.”

0 komentar: